kita sering membicarakan atau mendengar hal tentang ''JODOH''
bagaimankah yang di sebut jodoh itu??
menurut saya (yang mungkin tidak sama dengan penadapat yang lainya) jodoh itu belum dapat di tentukan dengan adanya ikatan pernikahan,jadi orang menikah belum tentu mereka jodoh,,
sebagai contoh,ada orang menikah yang awalnya karena kena ilmu pelet,ada yang karena di paksa orang tua,ada yang karena misi merebut harta,ada yang karena hawa nafsu (lihat fisiknya saja)
jadi apakah mereka itu bisa di katakan berjodoh..??
jodoh memang Takdir atau kehendak Alloh,,,tapi kita yang mengusahakanya,
misal kenapa orang menikah tapi bercerai..??
berarti mereka tidak jodoh..??
kalau tidak jodoh kenapa kok pernah menikah..??
menikah adalah ikatan/ikrar yang di laksanakn dengan upacara secara sakral dan religius..sebagai tanda atau bukti bahwa kedua pasangan itu resmi menjadi suami istri,,namun untuk selanjutnya mereka masing-masing mempuyai peran untuk menjadikan diri mereka dapat memposisikan sebagai jodoh untuk pasanganya..
seumpama ketika sang istri tidak berkenan tentang sesuatu hal dan menjadi masalah,,lalu sang istri timbul rasa marah,apakah suami akan ikut marah..??
jika dengan mengandalkan ego masing-masing dan sama-sama marah apakah di saat itu mereka bisa di sebut jodoh..??
kalau jodoh kenapa harus bertengkar..??
bukankah jodoh itu adalah melengkapi..??
jadikan seorang yang kita cinta sebagai pasangan kita,,bukan sebagai budak kita yang cuma bisa di suruh-suruh seperti babu,yang seperti ini bukan jodoh tapi keterpaksaan di dalam pemaksaan
jodoh itu perwujudtan dari hakikat cinta yang manunggal antara kedua hati,tidak pernah menuntut,tetapi menuntun,selalu merasa tanpa memaksa,saling memberi perhatian sebagai wujud kasih sayang tanpa harus saling minta di perhatikan,tidak memaksa bertindak dan bersikap seperti yang kita mau,tapi kita punya tanggung jawab sendiri untuk menuntun sehingga pasangan kita menemukan keasadaran hati dalam berbuat dalam dirinya,,jadi kita membuat pasangan itu mengerti dan memahami dengan kesadaran hati,bukan mematuhi dan mengiyakan perintah yang berdasarkan keterpaksaan
jodoh itu terlihat dari ketidak samaan tapi bisa melengkapi
bagaimankah yang di sebut jodoh itu??
menurut saya (yang mungkin tidak sama dengan penadapat yang lainya) jodoh itu belum dapat di tentukan dengan adanya ikatan pernikahan,jadi orang menikah belum tentu mereka jodoh,,
sebagai contoh,ada orang menikah yang awalnya karena kena ilmu pelet,ada yang karena di paksa orang tua,ada yang karena misi merebut harta,ada yang karena hawa nafsu (lihat fisiknya saja)
jadi apakah mereka itu bisa di katakan berjodoh..??
jodoh memang Takdir atau kehendak Alloh,,,tapi kita yang mengusahakanya,
misal kenapa orang menikah tapi bercerai..??
berarti mereka tidak jodoh..??
kalau tidak jodoh kenapa kok pernah menikah..??
menikah adalah ikatan/ikrar yang di laksanakn dengan upacara secara sakral dan religius..sebagai tanda atau bukti bahwa kedua pasangan itu resmi menjadi suami istri,,namun untuk selanjutnya mereka masing-masing mempuyai peran untuk menjadikan diri mereka dapat memposisikan sebagai jodoh untuk pasanganya..
seumpama ketika sang istri tidak berkenan tentang sesuatu hal dan menjadi masalah,,lalu sang istri timbul rasa marah,apakah suami akan ikut marah..??
jika dengan mengandalkan ego masing-masing dan sama-sama marah apakah di saat itu mereka bisa di sebut jodoh..??
kalau jodoh kenapa harus bertengkar..??
bukankah jodoh itu adalah melengkapi..??
jadikan seorang yang kita cinta sebagai pasangan kita,,bukan sebagai budak kita yang cuma bisa di suruh-suruh seperti babu,yang seperti ini bukan jodoh tapi keterpaksaan di dalam pemaksaan
jodoh itu perwujudtan dari hakikat cinta yang manunggal antara kedua hati,tidak pernah menuntut,tetapi menuntun,selalu merasa tanpa memaksa,saling memberi perhatian sebagai wujud kasih sayang tanpa harus saling minta di perhatikan,tidak memaksa bertindak dan bersikap seperti yang kita mau,tapi kita punya tanggung jawab sendiri untuk menuntun sehingga pasangan kita menemukan keasadaran hati dalam berbuat dalam dirinya,,jadi kita membuat pasangan itu mengerti dan memahami dengan kesadaran hati,bukan mematuhi dan mengiyakan perintah yang berdasarkan keterpaksaan
jodoh itu terlihat dari ketidak samaan tapi bisa melengkapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar