Pernikahan,,apakah hanya penghalalan hubungan badan agar tidak di sebut Zinah itu saja,,??
bukan itu pastinya..
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh
agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)
bagaimanakah yang di maksud dengan menyempurnakan separuh agama..??
apakah hanya kehalalan melakukan hubungan badan itu saja sudah bisa di sebut menyempurnakan separuh agama??
banyak
yang menikah pun tanpa memperhatikan hal itu..mungkin dasar awalnya
adalah ''karena sam-sama cinta'',atau ada yang karena menuruti hawa
nafsunya.jadi jangan salah..orang menikah pun ada yang karena hawa
nafsu.
misalkan
seseorang menggunakan ilmu pelet atau perantara dukun untuk mendapatkan
wanita yang di inginkan...memang untuk niat di nikahi,tapi selanjutnya
apa yang bisa di hayati dari inti pernikahan itu..??
atau ada juga yang menikah karena ingin menikmati hartanya,,jodohnya dengan hartanya bukan orangnya,karena niatnya di hartanya itumjadi menikah dengan orangnya cuma sebagai jembatan saja untuk dapat menikmati hartanya itu
kalau di sebut menyempurnakan separuh agama berarti intinya adalah ''IBADAH''
lalu apa saja ibadah-ibadah di dalam pernikahan itu..??
apakah pria di sebut imam dalam rumah tangga itu cuma menjadi imam sholat saja..??
sedangkan
banyak yang maskawin seperangkat alat sholat dan Al-Qur'an di bayar
tunai namun tidak pernah sholat apalagi menjadi imam di waktu
sholat,atau setiap dalam menghadapi permasalahan tidak merujuk pada
Al-Qur'an sebagai pedoman..lalu untuk apa maskawin itu tadi..??
seoalah kita menipu Alloh di saat ijab kabul..
dan
dalam keseharian kita kepada pasangan bersikap semaunya,harus menyuruh
dia menurut kepada kita.memang wanita harus menurut kepada suami.tapi
kita berpikir sejenak..apakah sudah benar yang kita anjurkan agar di
turuti..??
kita lihat dari cara kita,sikap kita,sifat kita,,apakah kita benar-benar menuntun,atau dengan cara menuntut??
apakah kita menata atau dengan cara memaksa??
setiap
orang mempunyai pertanggung jawaban sendiri-sendiri nantinya,,siapapun
mereka,orang tua kita,pasangan kita,atau anak-anak kita nantinya..
tugas
dan tanggung jawab kita adalah sebagai imam,,pernakah imam di waktu
sholat harus menoleh karena ma'mum belum mengikutinya??
begitu
pula tugas kita adalah menuntun tentang kebaikan dan dengan cara yang
baik..maka ma'mum kita pun akan mengerti sendiri dengan kesadaranya
untuk mengikuti,,kalau kita memakai cara
membentak,memaksa,menuntut..yang ada malah ma'mum kita berontak
menjadi
imam bukan sekedar di waktu sholat saja...tapi bukankah menikah itu di
sebut sebagai ibadah,dan menyempurnakan separuh agama..dan tujuan kita
di dunia ini adalah ibadah
"wama kholaqtul jinna wal insa illa liya'budun.."
"Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadat kepadaKu"(Az-Dzaariyat:56)
jadi apa saja ibadah di dalam pernikahan itu??
kenapa kok membaca syahadat saat ijab kabul..??
menikah bukan hanya ceremonial saja yang di ramaikan dengan pesta-pesta,.apakah pesta pernikahan itu salah??
tidakk..tidak
salah,,namun yang harus kita pikirkan lebih sebelum menikah bukanlah
kesibukan menentukan para undangan,nanggap apa.konsumsinya apa agar
tidak malu sama tetangga nanti jika ''suguhan'' di meja tamu hanya
''krupuk asin,kacang,koci-koci,lemper'', namun setelah pesta-pesta itu
selesai apa yang seharusnya kita lakukan??
mampukah
kita untuk ke depanya mengemban tugas menjadi imam yang baik,mampukah
kita menghadapi segala persoalan yang berbeda daripada saat kita masih
pacaran?, mampukah kita benar-benar bertanggung jawab di dalam
keluarga,mampukah kita dengan sabar menuntun istri,mampukah kita dengan
sabar menuntun anak-anak kita..mampukah kita menjadi suami yang
baik..??,mampukah kita menjadikan keluarga yang sakinah,mawadah dan
warahma..??
mampukah kita benar-benar merealisasikan pernikahan itu sebagai ibadah??
mampukah kita benar-benar menikah dengan dasar cinta karena Alloh..??
mampukah kita benar-benar menikah berdasarkan ajaran Kanjeng Nabi Muhammad..??
tidak bisa di hindari pula fitnah-fitnah di dalamnya
Allah Ta'ala berfirman; "Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu…" (QS: At-Taghabun : 14)
bukan
berati istri kita adalah musuh kita,atau anak-anak kita adalah musuh
kita karena mereka berhianat kepada kita,namun bisa jadi mereka memusuhi
kita di sebabkan oleh perlakuan kita sendiri..ini yang harus kita
hati-hati..
kadang kita tidak sadar dengan hal ini,,
dan
harta bukanlah tujuan utama bagi orang yang berumah tangga,mungkin saja
karena melihat tetangga beli ini beli itu,atau tetangga semakin hari
semakin kaya kemudian kita iri dan melakukan berbagai cara agar bisa
mendapatkan banyak harta agar keluarga kita tidak malu denagn tetangga
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS: At-Taghabun : 14)
semua
ini hanya sarana,istri atau suami dan anak-anak kita adalah sarana
untuk kita beribadah,mendidik anak adalah ibadah,menuntun istri adalah
ibadah,patuh kepada suami adalah ibadah,,yang namanya ibadah pasti dalam
hal kebaikan,kalau tidak dalam kebaikan berarti bukan ibadah,,jadi
harus bisa di pilah-pilah mana yang haq dan man yang batil,,jangan di
samakan,
''harta
yang paaling berharga adalah keluaraga'' begitu pepatah yang sering
kita dengar,namun di sinilah kita harus sadar bahwa harta itu siapa yang
memberi,,jangan sampai kita lupa kepada yang memberi harta..jadi jangan
sampai karena harta-harata kita ini membuat kita lupa kepada Alloh
misal
karena begitu cintanya kepada anak dan istri karena mereka harta kita
kemudian demi segala keinginanya agar mereka bahagia kita sampai rela
melakukan hal-hal yang di larang Alloh hanya demi kecintaan kita kepada
mereka,,
kalau ini sudah terjadi,,bahaya.
sama
saja kita menyekutukan Alloh,percaya kepada Alloh tapi demi kecintaan
kepada keluarga sampai tidak peduli larangan Alloh..lalu kalau sudah
begini apa hakikat syahadat yang pernah kita ucapkan waktu ijab
kabul..??
mohom
maaf jika ada kesalahan-kesalahan saya dalam memaknai sebuah
pernikahan,atau kekurangan-kekurangan yang belum saya tulis,atau
kekurangan-kekurangan pemahaman saya dalam memaknai seluruhnya tentang
pernikahan,ini hanya masih sebatas renungan saya saat ini,,,saya masih
banyak proses untuk belajar dan belajar dalam ibadah,masih banyak
belajar memahami syari'atnya syari'at,,hakikatnya hakikat...
terimakasih dan mohon di luruskan jika ada kesalahan memahami atau memaknai oleh saya,,
kebenaran
hanya milik Alloh,dan kekurangan,dan dosa-dosa masih selalu melekat
pada diri saya,,berharap Alloh mengampuni dosa-dosa saya yang saya
sengaja atau tidak saya sengaja,yang dzohir maupun yang bathin,,yang
terlihat maupun yang tak terlihat,yang besar maupun yang kecil
semoga masih bisa saya sambung lagi tentang tema ini,,saya masih butuh perenungan-perenungan :)